Sabtu, 27 Oktober 2007

COPY WRITING (ZACT)

Nama : Ganjar Prasunu Adi

No Mhs : 20050530057

TUGAS MATA KULIAH COPY WRITING

Produk dalam iklan yang saya ambil adalah ZACT Smokers Toothpaste.

Identifikasi :

Brand : ZACT Smokers Toothpaste (LION)

Popular Name : Zact

Generic Name : Pasta gigi

Main Product Identity : Produk pasta gigi dengan merk zact smokers toothpaste,

khusus bagi para perokok yang memiliki masalah dengan

noda hitam di gigi dan bau mulut karena rokok ataupun

kopi, teh dan sejenisnya.

Physic Identity : Bentuk kemasan memanjang dengan warna silver ke abu-

abuan, di kemasannya tertulis logo huruf Z berwarna

hitam yang ditengahnya terdapat gambar dua batang

rokok, dibawahnya tertulis ZACT Smokers’ Toothpaste.

Tutup kemasan berbentuk lingkaran bergerigi berwarna

putih.

Positioning : Produk pasta gigi seperti ini masih jarang di Indonesia,

karena diperuntukkan bagi para perokok, sehingga

memiliki posisi yang kuat diantara merk pasta gigi yang

telah beredar lainnya.

Differentitation : Produk ini diperuntukkan bagi perokok dan bagi orang-

orang yang memiliki masalah dengan noda hitam di gigi.

Unique Selling Point : Keunikan produk ini adalah pangsa pasarnya yang

diperuntukkan bagi para perokok, dan masih terbatasnya

produk pasta gigi khusus bagi para perokok.

Consumer Benefits : Mengikis noda hitam di gigi akibat rokok, kopi dan teh.

Menyegarkan mulut dan nafas.

Tujuan Iklan : -Meningkatkan volume dan nilai penjualan

-Perluasan sebaran pasar

-Perluasan segmen pengguna (pangsa pasar)

-Mempertahankan, menguatkan, mempertajam pangsa

pasar.

Publik Iklan : Produk ini diperuntukkan bagi orang dewasa yang

memiliki masalah dengan noda hitam di gigi dan bau

mulut akibat rokok. Lebih khususnya bagi kaum pria,

karena sebagian besar penikmat rokok adalah kaum pria.

Media Iklan : Produk ini menggunakan media cetak sebagai media

Iklan, baik majalah ataupun koran, terutama media cetak

bagi pria.

Produk Iklan : Pasta gigi khusus bagi perokok dengan merek ZACT

Smokers Toothpaste.

ICT

INTERAKTIFITAS YANG TERJADI DALAM CHATTING

Pada era teknologi yang sedemikian majunya, saat ini manusia begitu dimanjakan dengan adanya berbagai kemudahan yang dapat diperoleh dalam segala macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan kecil maupun besar. Demikian halnya dengan berkomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan media-media komunikasi alternativ yang lebih efisien dan mampu menyingkat secara lebih ringkas jarak serta waktu, merubah dari yang tadinya masih berupa objek media manual menjadi media digital, sehingga dengan adanya media baru yang berbasis digital memungkinkan setiap manusia yang meng-aksesnya untuk melakukan manipulasi dan intervensi terhadap media itu sendiri. Dengan adanya kesempatan tersebut menjadikan suatu potensi interaktif dari sebuah media baru. Fenomena inilah yang terjadi dalam dunia teknologi dan informasi saat ini.

Internet merupakan salah satu contoh media komunikasi alternativ yang mulai banyak diakses berbagai kalangan manusia. Disamping karena berbagai kemudahan yang ditawarkan bagi setiap penggunanya, internet juga menyajikan berbagai hal yang menunjang terjadinya komunikasi dua arah bahkan lebih melalui berbagai macam dan jenis fitur media di dalamnya, seperti chatting, e mail, blog, friendster, mailing list, voip,dan masih banyak lagi berbagai fasilitas media komunikasi dan informasi yang dapat dinikmati dalam internet.

Bila pada jaman dulu komunikasi dalam media hanya dapat terjadi dalam satu arah maka kini komunikasi dapat terjadi dalam dua arah bahkan lebih, dari yang tadinya hanya berupa khalayak penerima informasi media mampu menjadi narasumber bagi media massa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan internet keluar dari basic sebuah media massa, disamping karena dalam dunia internet umpan balik mampu terjadi secara langsung antara satu orang dengan orang lainnya. Sehingga terbentuklah suatu interaktivitas dalam dunia maya. Interaktivitas sendiri dipahami sebagai salah satu kelebihan dari generasi media baru. Media menawarkan konsumsi yang pasif, sementara media baru menawarkan interaktivitas. Interaktivitas ini dapat memungkinkan pengguna menjadi memiliki kekuatan untuk terlibat dengan teks media, pengguna mempunyai hubungan yang lebih independen dengan sumber-sumber, penggunaan media yang bersifat personal, dan pengguna memiliki lebih banyak pilihan.

Interaktivitas berarti bahwa pengguna (atau user, yaitu sebutan untuk individu yang menjadi audiens media baru) dapat melakukan intervensi secara langsung dan merubah image dan teks yang mereka akses. Untuk itu, audiens media lebih tepat disebut sebagai pengguna daripada pemirsa.

Salah satu kegiatan komunikasi dalam internet yang dapat menimbulkan interaktivitas secara langsung antar penggunanya adalah chatting.

Bila dulu, saat internet masih merupakan hal baru bagi manusia, kegiatan chatting hanya dapat dilakukan dengan bentuk tulisan-tulisan antar personal saja, dan hanya melalui media MiRC, maka saat ini chatting dapat dilakukan tidak hanya berupa interaksi dalam tulisan, namun dapat melalui visual dan suara. Para pengguna media chatting pun mulai beberapa tahun terakhir mulai meninggalkan media MiRC dan beralih pada media-media lain yang lebih mampu menunjang proses pertukaran informasi secara lebih efisien seperti Yahoo Massenger, low rate VOIP, dan lain-lain.

Saat ini ribuan, bahkan puluhan ribu orang memanfaatkan media chatting dalam berkomunikasi karena dengan chatting terbukti mampu mempermudah, menyingkat jarak dan waktu dalam berkomunikasi, sangat simple. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga para pekerja menggunakan media ini.

Jadi kesimpulannya, interaktivitas yang terbangun dalam media chatting terjadi karena adanya respond dari user satu dengan lainnya secara langsung dan berkelanjutan.

Ganjar Prasunu Adi ( IK 20050530057 )

ICT ( D )

PIP

Nama : Ganjar Prasunu Adi

NIM : 20050530057

Kelas : A

Jurusan :Ilmu Komunikasi

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik

Dosen : Tunjung Sulaksono

1. Yang dimaksud dengan negara ( the state ) adalah, suatu kelompok, persekutuan, alat organisasi kewilayahan/kedaerahan, sistem politik, kelembagaan dari suatu rakyat, keluarga, desa baik yang terdiri dari orang-orang yang kuat maupun lemah yang merupakan susunan kekuasan yang memiliki monopoli, kewibawaan, daulat, hukum, kepemimpinan bahkan sistem pemaksaan, sehingga pada akhirnya diharapkan akan memperoleh keabsahan, pengakuan dari dalam dan luar negara, tempat tinggal yang aman, masyarakat yang tenteram, bangsa yang teratur, hidup bersama yang lebih baik dan terkendali dalam rangka mewujudkan tujuan serta cita-cita rakyat banyak.

2. Syarat terbentuknya negara adalah,

Adanya pemerintah

Adanya wilayah

Adanya warga negara

Adanya pengakuan

3. Berbagai teori yang menjelaskan terbentuknya suatu negara adalah sebagai berikut, Teori Kenyataan, yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah kenyataannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dipenuhi, negara itu dapat timbul.

Teori Ketuhanan, yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa negara itu timbul.

Teori Perjanjian, yaitu teori yang menganggap bahwa sesuatu negara itu terbentuk berdasarkan perjanjian bersama.

Teori , yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena serombongan manusia menundukkan rombongan manusia yang lain. Sehingga negara didirikan berdasar pemberontakan, prokalamasi, peleburan, ataupun penguasaan.

Teori Kekuatan, yaitu negara itu timbul karena serombongan manusia mengalahkan rombongan yang lain, lalu yang menang membuat hukum, dengan demikian kekuatan adalah pembenaran.

Teori Patrilineal, yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena dalam suatu kelompok keluarga yang masih primitif pada mulanya.

Teori Matrilineal, yaitu teori yang menganggap bahwa negara timbul karena dalam suatu kelompok keluargayang masih primitif pada mulanya.

Teori Organis, yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu sebagai manusia.

Teori Kedaluarsa, yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu terbentuk karena memang sudah dari dulunya kekuasaan seorang raja, namun sudah kedaluarsa memiliki kerajaan dan kekuasaan.

Teori Filosofis, yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu berdasarkan renungan-renungan filosofis tentang negara.

Teori Historis, yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu lembaga-lembaga sosial kenegaraannya tidak dibuat dengan sengaja, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai denga kebutuhan-kebutuhan situasi dan kondisi ruang dan waktu manusia.

4. Berbagai bentuk negara yang ada adalah,

Negara Kerajaan, adalah negara yang kepala negaranya dijabat secara turun-temurun.

Negara Republik, adalah suatu negara yang kepala negaranya dijabat oleh seorang presiden.

ARTIKEL

YOGYAKARTA KOTA “PROSTITUSI”?

Maraknya berbagai kasus amoral khususnya dalam hal sex bebas yang terjadi di seputar kota Yogyakarta beberapa saat terakhir ini merupakan suatu hal yang sudah tidak dapat di rasio lagi dengan akal sehat, di mana kawasan Yogyakarta yang selama ini terkenal dengan slogan “Kota Pelajar” nya, telah tergantikan dengan slogan “Kota Prostitusi” .

Mengapa istilah “Kota Prostitusi” itu sendiri saya tempatkan sebagai slogan khusus bagi Yogyakarta?. Hal ini dapat kita cermati bersama dari berbagai hal yang saya anggap “tidak wajar”, namun menjadi wajar dalam pandangan remaja “spesial” Yogyakarta. Namun sebelum membahas tentang ke “tidak wajar” an tersebut, saya ingin menegaskan terlebih dahulu tentang sebutan “spesial” bagi para remaja Yogyakarta yang telah saya anggap demikian. Mereka menjadi sosok yang spesial bukanlah karena prestasi ataupun kecerdasan intelektual dan moral mereka, namun lebih dikarenakan kemampuan spesial mereka dalam melakukan sesuatu yang dianggap tren anak muda yang diadopsi dari budaya barat melalui berbagai media baik cetak maupun visual yang saat ini sangat mudah untuk dilihat, dipahami, dicerna dalam otak, dan selanjutnya dipraktekkan oleh mereka sendiri.

Sex bebas itulah jawabannya. Mereka yang saya anggap spesial adalah para remaja yang mampu dan gemar melakukan hubungan sexual di luar pernikahan. Padahal jika merunut pada tradisi dan budaya kita sebagai bangsa timur hal ini sungguh tidak dibenarkan, apalagi menurut agama dan hukum yang berlaku di negara kita. Hal ini sekaligus menjawab istilah ke “tidak wajar” an yang telah saya sebutkan di atas. Sex bebas atau lebih dikenal dengan istilah free sex, telah menjelma dari hal yang semulanya dianggap tabu menjadi sesuatu yang wajar terjadi di kalangan remaja. Keprihatinan mayoritas orang tua akan pergaulan anaknya khususnya dalam hal free sex inilah yang mendorong saya untuk sedikit membahas masalah “mengasyikan” ini.

Diantara sekian banyak penyebab terjadinya free sex di kalangan remaja Yogyakarta berdasarkan penelitian saya adalah sebagai berikut.

Era informasi dan tekhnologi yang saat ini ikut menghinggapi Indonesia dan seluruh negara lainnya, secara tidak langsung menyebabkan betapa mudahnya meng akses berbagai hal berbau sex di berbagai media baik cetak maupun audio visual. Walaupun saya tidak menyangkal bahwa informasi dan tekhnologi saat ini memang sangatlah dibutuhkan oleh semua umat manusia untuk mempersingkat waktu dan tujuan dalam segala hal baik lapisan bawah, menengah maupun atas. Namun tidak dapat dipungkiri dengan adanya kemudahan akses tersebut, terjadi pula kemudahan dalam hal menyalahgunakan tekhnologi tersebut oleh orang-orang spesial tadi. Contohnya, internet saat ini sudah banyak dapat diakses hampir diseluruh wilayah Indonesia. Padahal segala sesuatu yang berbau pornografi banyak sekali tersebar di dalamnya, kita tinggal menggunakan situs pencari dan mengetik kata sex saja sudah bermunculan puluhan situs berbau pornografi yang dapat memanjakan mata dan nafsu birahi kita. Tidak seharusnya internet yang begitu canggihnya hanya dipergunakan untuk meng akses hal-hal berbau pornografi, masih banyak hal menarik juga berguna lain yang dapat kita peroleh dari internet dan tidak dapat kita peroleh dari media lain, kenapa harus hal demikian yang kita akses?. Sebuah pertanyaan yang tidak dapat dijawab, segalanya tergantung individu itu sendiri.

Namun yang lebih memprihatikan lagi adalah saat ini banyak sekali anak-anak dibawah umur yang datang ke warung internet hanya untuk meng akses hal demikian, lalu dari siapa dan dari mana mereka tahu tentang hal ini?. Apakah salah jika setelah mereka melihat dan memahami hal tersebut lalu mereka mempraktekannya?, baik secara oral (onani) ataupun pencabulan di bawah umur.

Adanya berbagai majalah ataupun tabloid yang mengumbar birahi dengan gambar model-modelnya yang terlihat begitu “hot” dengan mengatas namakan seni pun ikut ambil bagian dalam penyebaran pornografi di kalangan masyarakat kita. Mungkin saat ini memang belum dapat dikatakan telanjang, tapi lima, sepuluh, ataupun dua puluh tahun lagi mampukah mereka menahan diri untuk tidak melepas bikini ataupun pakaian setengah telanjangnya demi rupiah yang akan mengalir ke dalam kantong mereka tanpa memikirkan masa depan bangsa mereka sendiri. Padahal majalah luar negeri yang notabene benar-benar menggunakan model tanpa sehelai kainpun dapat dengan mudah diperoleh di Indonesia. Benarkah seni itu tak ada batasannya?.

Televisi juga tak kalah hebatnya dalam “mempromosikan” pornografi. Televisi terlibat secara tidak langsung kedalam permasalahan ini. Berbagai iklan dalam televisi seperti iklan sabun dan sebagainya, yang tampak mengumbar aurat wanita demi mempopulerkan produknya dapat kita lihat hampir setiap hari di semua stasiun televisi baik swasta maupun milik pemerintah. Tidak berhenti sampai disitu saja, bahkan hampir sebagian televisi swasta menayangkan berbagai sinetron, film, acara talk show, hingga acara khusus yang membahas tentang kehidupan malam dan sex mulai jam sembilan keatas. Memang benar umumnya anak-anak dibawah umur jam sekian telah tertidur, namun siapa yang bisa menjamin jika mereka terjaga dari tidurnya dan justru menyaksikan acara tersebut?. Belum lagi dengan adanya sebuah televisi swasta berlabel musik yang menayangkan bermacam video klip manca negara yang beberapa diantaranya cukup mampu mendatangkan birahi.

Tidak berhenti sampai di situ saja masih ada satu lagi media pengundang birahi yang sudah sejak bertahun-tahun lamanya beredar di Indonesia dan hingga saat ini belum mampu diberantas peredarannya oleh pihak berwajib, yaitu VCD porno baik dengan pemain orang barat, cina, jepang, afrika, bahkan kini lebih parah lagi dengan adanya VCD porno produksi anak negeri, baik yang dibuat menggunakan kamera handphone maupun video kamera, dengan disengaja maupun yang tidak disengaja. Mulai dari VCD Bandung lautan asmara, gadis malioboro, Surabaya underground, Sumedang, Pati, Jombang bergoyang, UPN, hingga VCD yang didalamnya terdapat adegan remaja-remaja SMA memamerkan payudara dan kemaluan mereka. Naudzubillah Min Dzalik. Di mana moral mereka sehingga tega meng exploitasi diri mereka sendiri walupun pertama tujuannya hanya untuk koleksi pribadi namun akhirnya tersebar juga. Tidak terbayangkankah oleh mereka berapa juta orang yang menyaksikan mereka melakukan aksi pornografi yang mereka buat sendiri, tidak terbayangkankah seberapa besar dosa bukan rupiah yang mereka raup ketika orang yang menyaksikan adegan mereka itu melakukan hal yang sama karena ter inspirasi oleh aksi konyol mereka?.

Beberapa hal diatas hanyalah fase awal dari hal yang dapat saya sebut sebagai bencana bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan Yogyakarta sendiri pada khususnya.

Kembali ke awal topik permasalahan yang ingin saya bahas tentang Yogyakarta kota “prostitusi”.

Selama ini masyarakat Indonesia mengenal Yogyakarta sebagai kota pelajar, mereka yang beranggapan demikian mungkinlah belum terlalu memahami seluk beluk Kota Gudeg ini.

Menurut hasil observasi yang telah saya lakukan secara acak dari 50 responden wanita dan 50 responden pria. Saya mampu menyimpulkan bahwa 89% dari wanita Yogyakarta dengan status belum menikah telah melakukan hubungan sexual dengan laki-laki sebelum menikah. Kebanyakan dari mereka melakukannya dengan pacar mereka sendiri dengan mengatas namakan cinta padahal yang demikian itu bukanlah disebut cinta melainkan nafsu, namun ada juga yang melakukannya demi uang, ataupun ingin mengikuti gaya hidup. Sedangkan dari 50 responden pria saya mampu menyimpulkan 97% dari pria di Yogyakarta yang telah saya observasi, juga telah melakukan hubungan sexual pra nikah. Baik dengan pacar maupun PSK. Kebanyakan dari para responden saya juga mengatakan mereka sebelumnya juga terpengaruh oleh beberapa hal yang telah saya sebutkan diatas. Bahkan kebanyakan dari responden mengatakan telah melakukan hubungan sexual diluar nikah berulang kali.

Sedangkan kebanyakan dari mereka melakukan hubungan sex pra nikah tersebut di kamar kost, mereka sendiri ataupun teman mereka. Adapula yang mengatakan mereka melakukannya di hotel ataupun penginapan yang tersebar luas di seputar Yogyakarta, terutama daerah wisata Kaliurang. Saya pun telah melakukan survey ke daerah penginapan sekitar wisata Kaliurang, dan para pemilik usaha penginapan disana mengatakan hampir 90% orang yang menggunakan jasa penginapannya adalah pasangan muda-mudi di luar nikah. Bukankah hal ini sangat memprihatinkan?. Daerah yang sebenarnya tempat wisata dan seharusnya menghasilkan omset bagi masyarakat dari hasil wisatanya malah jauh lebih besar menghasilkan omset rupiah dari penyewaan penginapan bagi pasangan pra nikah. Dengan tarif yang saya kira sangatlah murah berkisar Rp.15.000,00 hingga Rp50.000,00, per malamnya bukankah sangat mudah melakukan hubungan sex secara tenang dan nyaman bagi pasangan di luar nikah. Apakah aparat bertindak?, melakukan razia?, ya, kadang-kadang tapi mungkin dalam jangka waktu setahun jumlah razia yang di lakukan aparat dapat dihitung dengan jari tangan. Dan tak ada sanksi yang pasti bagi pasangan yang tertangkap aparat. Apakah itu berguna untuk menghapuskan kasus sex bebas?, anda tentu tahu jawabannya.

Sedangkan bagi para pria yang tidak memiliki pacar untuk diajak “ber mesum ria”, terdapat sejumlah lokalisasi di Yogyakarta yang mampu menampung hasrat birahi mereka. Lihat dan hitunglah berapa jumlah pengunjung lokalisasi sarkem (pasar kembang, nama lokalisasi paling terkenal di Yogyakarta). Anda dapat mengetahui mengapa saya menyebut “Yogyakarta kota Prostitusi”, dengan tarif yang juga cukup murah sekitar Rp.40.000,00 sampai Rp100.000,00 sekali berkencan dengan PSK. Pengunjung Sarkem sendiri lelaki berusia sekitar 16-50 tahunan, menurut saya lokalisai Sarkem merupakan tempat pemuas birahi bagi pria menengah ke bawah. Sedangkan bagi para pria penggemar sex bebas berkantong tipis, mereka juga dapat memuaskan nafsu birahi mereka di lokalisasi Ngebong maupun daerah Pantai Parang Kusumo dan Parang Tritis, dimana juga terdapat banyak waria mangkal di daerah tersebut, tarif PSK di daerah ini pun sangatlah murah, bahkan menurut saya dengan harga jamu saja masih lebih murah tarif para PSK di daerah tersebut. Tarifnya mulai dari Rp.15.000,00 hingga Rp.20.000,00, untuk PSK lokalisasi Ngebong, apalagi untuk tarif PSK waria semakin murah lagi, lebih murah dari pada harga sebungkus rokok ber merk. Tarifnya mulai dari Rp.5000,00 hingga Rp.20.000,00 an. Jika tarif kencan mereka sedemikian murah berapa tarif harga diri mereka?. Sedangkan daerah pantai Parang Kusumo dan Parang Tritis, juga lumayan bervariatif mulai dari Rp.20.000,00 hingga Rp.50.000,00. Berbeda bagi kalangan mahasiswa dan kalangan menengah keatas pecinta sex bebas, mereka mungkin lebih memilih “berkencan” dengan PSK di sejumlah salon plus-plus yang banyak tersebar di Yogyakarta, dengan tarif mulai, Rp.100.000,00 hingga Rp.350.000,00. cukup mahal memang, tapi kebanyakan dari mereka berkata nilai sedemikian sepadan dengan apa yang mereka rasakan.

Masih satu lagi pemuas sex yang paling membuat para pemuja sex bebas benar-benar penasaran, dua kata “Ayam Kampus”(sebutan bagi PSK kampus). Dari hasil observasi dan survey saya berhasil menemukan beberapa ayam kampus di beberapa universitas swasta Yogyakarta. Dan tarif mereka memang cukup mahal dan bervariatif, tergantung dari pintar atau tidaknya lelaki penikmat sex bebas dalam menawar, namun biasanya mereka tidak akan membiarkan lelaki pemuja sex menikmati tubuh mereka dengan harga murah (tidak akan saya bahas lebih lanjut karena bersifat rahasia).

Sekarang anda tinggal diberi dua pilihan jalan, menuju surga atau ingin memesan kavling di neraka?.

Jadi, apakah salah jika saya mengatakan “Yogyakarta Kota Prostitusi”?. Ini hanyalah pendapat saya pribadi berdasarkan observasi dan survey saya cukup lama, tulisan ini sungguh tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan Yogyakarta. Saya hanya merasa prihatin melihat keadaan Yogyakarta saat ini. Apakah bencana alam gempa bumi yang menewaskan ribuan orang di Yogyakarta dan sekitarnya merupakan azab ataukah hanya ujian bagi kita masyarakat Yogyakarta?. Apakah kita akan membiarkan Yogyakarta yang kita cintai ini semakin terpuruk dalam kemerosotan moral (terutama generasi muda) dan terenggutnya predikat kota pelajar hilang begitu saja?. Tergantikan oleh predikat negatif?. Semoga tidak.

Akhirnya saya mengajak anda semua untuk membersihkan Yogyakarta dari kemaksiatan terutama ajang prostitusi. Mari kita bangun Yogyakarta menjadi kota yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia kelak yang bersih dan adil, namun semua itu hanya dapat dicapai dimulai dari diri kita sendiri. Insya Allah.

(Tulisan ini ditulis tidak untuk menghina ataupun menyalahkan siapapun, narasumber dan responden sengaja saya rahasiakan demi menjaga privasi dan gangguan-gangguan yang tidak diinginkan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Apabila ada kesalahan dan pihak-pihak yang tersinggung atas tulisan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan hal itu merupakan unsur ketidak sengajaan. Saya tidak memohon kritik tapi saran, karena menurut saya kritik itu tidaklah membantu apapun, namun saran dapat sangat membantu. Terima kasih.)

Penulis

Ganjar Prasunu Adi

IK/20050530057

METODE PENELITIAN SOSIAL

PENGARUH GAYA KOMUNIKASI WARIA TERHADAP MINAT BERKENCAN DENGAN PARA “PELANGGANNYA” DI DAERAH NGEBONG (STASIUN TUGU) DAN AKIBAT-AKIBAT YANG DITIMBULKAN.

Latar belakang masalah: Semakin banyaknya jumlah waria yang memenuhi kota Yogyakarta tampaknya semakin menimbulkan berbagai kontroversial di kalangan masyarakat, terutama dengan adanya ajang prostitusi para waria di daerah lokalisasi Ngebong. Hal inilah yang akan kami coba angkat dalam sebuah metode penelitian sosial dengan secara langsung mencari informasi dari narasumber yang bersangkutan. Baik itu si waria maupun pelanggannya.

Hasil dari wawancara yang telah kami lakukan dengan narasumber kurang lebih sebagai berikut.

Mengapa seorang pria bersedia dan bahkan membayar dengan sejumlah uang hanya untuk “berkencan” dengan para waria yang notabene adalah sesama lelaki?. Beberapa diantaranya menjawab hal tersebut dilakukan hanya untuk bersenang-senang ataupun coba-coba, namun adapula sebagian “pelanggan” yang mengatakan bahwa berkencan dengan waria merupakan suatu kebanggan tersendiri dimana mereka dapat merasakan kenikmatan seksual dan rasa eksotisme yang jauh melebihi hubungan sexual secara normal dengan lawan jenisnya(wanita). Tak hanya itu saja, adapula “pelanggan” yang berpendapat bahwa mereka berkencan dengan waria karena hal tersebut telah mampu memenuhi hasrat sex mereka tanpa harus mengeluarkan banyak rupiah (dengan tarif mulai dari Rp5000,00 sampai dengan 20.000,00 tergantung kemampuan mereka merayu para PSK waria tersebut)dibandingkan jika berkencan dengan PSK wanita, apalagi menurut mereka antara wanita dan waria tidaklah terlalu jauh berbeda.

Padahal jika mereka mau merunut kebelakang akibat yang akan ditimbulkan atas perbuatan yang mereka lakukan baik si “pelanggan” maupun waria, mereka akan menemukan sebuah akibat yang sangat membahayakan baik di dunia maupun akhirat.

Dilihat dari kacamata agama saja hal ini sudah tidak benar, Allah swt pernah membumihanguskan kaum nabi Luth karena mereka kaum homo, bukankah berhubungan dengan waria juga dapat disama artikan dengan homoseksual. Apalagi di dunia, resiko terkena berbagai penyakit kelamin mulai dari siphilis hingga aids yang dapat membawa kematian juga akan ikut membayangi hidup mereka.

Jadi pada dasarnya fenomena seperti ini memang sangatlah memprihatinkan bagi kita, dimana hal ini dapat merusak moral masyarakat dan bangsa kita.

Dan akhirnya inti dari semua ini adalah,”Frekuensi para pengguna jasa sex waria menyebabkan bertambahnya jumlah penderita penyakit kelamin dan penghuni neraka.

Ganjar Prasunu Adi 20050570053

RESUME

CHAPTER 14 THE SPEAKER AND THE AUDIENCE : THE OCCASION AND THE SUBJECT.

Can you stand before the audience without fear? Can you discover content that personalizes a message. Wins the ears of receviers and draws them stay on course without getting unnerved or derailed? Can you deliver a message and can you have fun doing it? Even in our technologically rich environment with its e-mail, personal digital assistants, bearned messaging, and instant messaging.

In the United States there are more than twenty thousand different ways of earning a living, and effective speech is essential to every one.-Andrew Weaver-.

Public speaking can be a horror for the shy person, but it can also be the ultimate act of liberation.-Susan Faludi-.

Violence is essentialiy a confession of ultimate inarticulateness.-Time Magazine-.

Public speaking these are two seemingly harmless words. Public speking is the act of preparing, staging, and delivering apresentation to an audiences.

APPROACHING SPEECH MAKING SYSTEMATICALLY

People respond to the challenge of publis speaking in variety of ways. Some belief that speech making is an inborn skill.

There is just no way arround it- you have to do your home work. A speaker maybe very well informed. Butif he hasn’t thought out exactly what he wants to say today. To this audience. He has no business taking up other peoples valuable time.-Lee Lacocca-. An autobiography.

Report Talk and Rapport Talk

According to researcher Deborah Tannen, men are more comfortable speaking in public than woman are. While women are more comfortable speking in private. Tannen finds that men excel at “report talk”, while women excel at “report talk”.

It is important to realize that public speaking is acreative undertaking not something that just happens when you stand up to speak. The process actually begins when you first consider addressing aggroup of people, and it is not finished until you have completed a postpresentation analysis of you work.

CONSIDERING THE SPEAKER

When you listen to aspeaker either in person or through the media how do you expect him or her to behave? What do you want the speaker to do for you?.

Speech….preserves contact-it is silences which isolates.-Thomas Mann-.

Expectation For Speech Makers: Criteria

Good speekers have certain characteristics, which you may to keep in mind as you prepare your own presentation.

From the Listeners Point of view

1. Describe the behaviors exhibieted by the most effectve speeker you have had to good fortune to hear.

2. contrast the descriptions with the description of the most ineffective speeker you everhad the misfortune to hear.

Self Analysis: you anf your Topic

Thorough self analysis is a prerecuisite for effective speech making.

Review your live: Your autobiography, you can begin by reviewing your live in terms of potential topics.

Consider the moment: This moment, A second approach is to consider this very moment as a source of potencial topics.

Search the news: newspapers, nightly news, and news magazine shows. A third approach is to work with a newspaper to find potential topics.

Use an online topic generator, anumber web sites can help.

The alphabet Technique, you can also use the latters of the alphabet to prompt you in developing a list of potential speech topics.

The topoi system. When searching for an idea, you can also use the topoi system of topic development, derived from the ancient Greeks.

CONSEDERING THE AUDIENCE

Make a list of 10 subjects you believ would be inappropriate for olivery to your class. Discuss how each topic might be approached to make it appropriate. MYGLO an acronym for my eyes glaze over. Poor preparation may cause audience members to stop paying attention a direct result of MYGLO “my eyes glaze over,”

Beginning Your Audience Anlysis: Who Are They?

The makeup of you audience, finding information about the people you will be speaking to can often seem difficult or even impossible.

Sources of audience information, two key sources: Your personal experiences with the group, Original research.

Demographics of audience: What Are They Like?

Age, Gender, Family Orientation, Religion, Cultural Background, Occupation, Socioeconomic Status, Edicational Level, Additional Factors.

Choose a topic of current interest, how would you approach the topic for a presentation to people your own age?.

Summary, If used wisely , your knowledge of audience demographics can help you achieve your purpose of speech maker.

Attitude of Audience: What Do They Care About?

Motivation: Is attendance optional or recquired?, Values: is the audience homogeneous or heterogeneous?, Level of agreement: does the audience agree with your position?, Level of commitment: how much do they care?

We like to hear what makes us feel comfortable and self assured yet this exactly what we have no need of hearing only those who disturb us can improve us.-Sydney J. Harris-.

Predicting The Audience’s Reactions

1.What do the audiences members know about my topic?

2.To what extent are they interested in my topic?

3.What are they current attitudes toward this topics?

CONSIDERING THE OCCASION

Date and time when and how long?, Location and Participants Where and Who?, Type of occasion why and how many?. Speekers needs to be prepared to adreess sales meetings and management planning sessions.

CONSIDERING THE TOPIC

Selecting the Topic:Criteria, Is the topic worthwhile?, Is the topic appropriate?, Is the topic interesting?,Is sufficient research material avaible?.

Narrowing the Topic , Formulating a Purpose Statement and Behavioral Objectives. The informative speech,The persuasive speech. Formulating the Thesis Statement.

TECHNOLOGY AND TOPIC SELECTION

Search engine a program that allows you to look through an entire database of information quickly. Speakers use the internet as aresource. How have you used the net to facilitate your speech research?. Usenet news groups aconference system of computer bulletin boards devoted to different topics in which people with similar interests across the world can interact with each other.

USING ANALYSIS EFFECTIVELY

Focus on service learning, how can you apply what you have learned in this chapter to help a community group enhance is understanding of sudden acute respiratory syndrome(SARS).

Revisiting Chapter Objectives

Identifity the characteristcs of effective public speakers. Approach public speaking systematically that is , select a topic, develop a topic, present a speech, and analyze its effectiveness, Explain how the nature of the occasion influences a speech, Formulate clear and precise purpose statements for yourself and behavioral objectives for your audiences, Formulate the thesis system.

Resources for further inquiry and reflection

CHAPTER 15 DEVELOPING YOUR SPEECH SUPORTING YOUR IDEAS

Research is the process of going up alleys to see if they are blind.-Marston Bates-. The world is allready full of speakes who are too busy to prepare their speeches properly The world would be better off if they were also too busy to give them.-William Horwood Brigance-.Basic research is what Iam doing when I don’t know what Iam doing.-Wember Von Braun-.

THE RESEARCH PROCESS: FINDING SUPPORTING MATERIAL Conducting Online and Offline Research, Using the Library’s Online Catalogs, Boolean Search a key word search. Using Reference Works. Computer-Aided and Online Searches. Listerv, an e-mail list of people who have interest in and knowledge of a particular topic.

Conducting Primary Research, Personal Observation and Experience. Informal Surveys, informal surveys and formal interviews provide a speaker with statistical information, testimonials, and examples to use in his or her speech. Interviews.

A Note on Recording Information

INTEGRATING YOUR RESEARCH: TYPES OF SUPPORTING MATERIAL

Definitions, in the explanation of what a stimulus is or what a word or concept means. Statistics,facts expressed in numerical form. Examples and Illustration, examples: representative cases, Illustration: stories narrative pictures. Testimony, someone else’s opinions conclusions. Comparisons and Contrasts, similarities between two etnies, contrasts stress differences. Repetition and Restatement, when the speakers used repetition, the same word are repeated verbatim.

ILLUSTRATING YOUR RESEARCH: PRESENTATION AIDS

Why Use Presentation Aids?, cause have several functions. Ideally, they make it easier for the audience to follow, understand, respond to, and remember your speech. Visual Aids, types of visual aids, visual aids reinforce a speaker’s spoken message. A visual that is tangible can add drama to a presentation. Audio Aids, audiotape is readily available and easy to use as an accompanimert to a speech. Computer-Assisted Presentation: Power Point, as we have noted, existing computer programs can help make visual aid production quicker and easier than ever before.

TECHNOLOGY AND SPEECH RESEARCH: THE DANGERS OF INFORMATION OVERLOAD AND THE ETHICS OF VISUAL MANIPULATION

According to Sandy Sparks of Lawrence Livemore Laboratories. “We are, all of us. Being drawn into the electronic world, and we can’t stop it.

Can Too Many Experts Spoil The Clarity?, What do the experts think? Is nuclear power safe or unsafe? Does affirmative action work or not? Do vitamins prevent cancer? Using one of the precending controversial issues or another of your choice, surfe the internet in search of studies and arguments on booth sides of the questions.

Reflect and Respond, Agree or disagree with the following observation. Give reasons and examples that support your position. According to Aristotle,”Of the three element in speech making –speaker, subject, and person addresed-it is the last one, the hearer,that determines the speec’h end and object.”

Diverssity and the Visual, The following commentary on the retouching of a visual for a university’s recruiting brouche appaered in The record. Explain the extent to which you agree or disagree with the position taken by the article’s author.

IMPROVING YOUR ABILITY TO SUPPORT YOUR IDEAS

1. support rarcly, if ever, surfaces on its own. You need to search for it by examining yourself, other people, and published materials.

2. for ideas to affect listeners, the audience’s imagination must be stirred

Focus on service learning , how can you use your researching to facilitate the work of a community group of your choice?.

IMPROVING YOUR ABILITY TO EVALUATE SUPPORTING MATERIALS

1. How recent is the information

2. How accurate is the information

3. How reliable is the information

4. How sufficient is the information

5. How approriate is the information

Revisiting Chapter Objective

1.Identify and use the various online and offline research reseources avible to you.

2.Conduct an informal survey and a personal interview.

3.Identify various types of supporting material, including definitions , statistics,

examples, illustrations, and testimonials.

4.Use comparison and contrast, repetition and restatement.

5.Explain how visual and audio aids can enhance a presentation.

CHAPTER 16 DESIGNING OUR SPEECH: ORGANIZING OUR IDEAS

Every speech ought to be put together like a living creature, with a body of its own, so as to be neither without head no without feet, but to have both a middle and extremities, described proportionately to each other and to the whole.-Plato-.

Tell Me what you pay attention and I will tell you where you are.-Jose Ortega Gasset-.

BUILDING THE OUTLINE: A SPEECH FRAMEWORK FOR SUCCESS

Speech Framework a skeleton for speech development.

ORGANIZING THE BODY OF YOUR PRESENTATION

Outlining Principles: Identifying Main and Subordinate Ideas, Definition, Purpose, Outcomes, Why Under Attack.

Main ideas, the main points of a speech: the subtopics of a speech. Subordinates Ideas, ideas that amplify the main ideas or subtopics of a speech.

Giving Orders to Your Ideas Using Traditional and Nontraditional Formats

Speeches have either a lincar or a linear format.

Traditional Organizational Formats, we will look at five traditional approaches to ordering material: 1.chronological, or time, order. 2.Spatial order. 3.cause-and-effect order. 4.Problem-and-solution order. 5. Topical order. Chronological, or time, order, an organizational format that develops an idea using a time order.

Think of three topics you could develop using chronological order. Why do they lend themselves to that arragement?.

Spatial Order, an organizational format that describes an object, a person, or a phenomenon as it exist in space.

Cause-and-effect order, an organizational format that categorizes a topic according to its causes and effects.

Problem and Solution Order, an organizational format that identifies the problems inherent in a situation and presents a solution to remedy them.

Topical Order, an organizational format that clusters material by dividing it into a series of approriate topics.

Linier Logic, the step by step development of ideas: the reliance on facts and data to support main points.

Configural Formats, organizational patterns that are inderect and inexplicit.

Connecting Your Ideas: Internal Summaries and Transitions

Internal Summaries, metorical devices designed to help listeners remember content. Transitions, connective words and phrases.

BEGINNINGS AND ENDINGS

The Introduction :

Functions of the introductions, is to gain the attention of the audiences members, to make them want to listen to your speech. In the introduction, one of speaker’s goals is to build rapport with the audience. Use brainstorming to devise a number of ways you could introduce yourself to a group of people you don’t know.

The preview, if your speech is organized in a lincar fashion, after you have used your introduction to spark interest and motivate your audience to continue listening, it is necessary for you to preview you speech.

The Conclusion, function of the conclution, may be considered a preview in reverse.During your preview, you look ahead, revealing to your listeners the subject of your efforts. An effective conclusion heightens the impact of a presentation.

In Summary: Using Introductions and Conclusions,to increase the effectiveness of your introductions and conclusions, use some of this thecnique: Humor, when appropriate. Interesting illustrations or quotations. Rhetorical questions. Surpraising statements or unusual facts. Startling statistics.

TECHNOLOGY AND THE ORGANIZATION: THE HOME PAGE

Home pages, the opening pages of website, wich details the structure and ordering of information in the site.

ANALYZING YOUR PRESENTATION: THE TRYOUT

In the theater, playwrights, producers, directors, and performers would never open an important show without first conducting a series of tryouts, or preview performances.

Focus on service learning, how can an understanding of worldviews enable you to help a speaker from an eastern culture deliver a speech to a predominantly Western audience and vice versa?.

Reflect and Respond, agree or disagree with each of the following quotaions. Give reasons and examples that support the position you take.

A bad beginning makes a bad ending.-Euripides-. A speech is like a love affair, any fool can start it, but to end it requires considerable skill.-Lord Mancroft-.

WORKING WITH AN EXTEMPORANEOUS OUTLINE

When you deliver an extemporaneous speech, instead of speking from a script or word for word manuscript, you usually speak from brief notes.

Revisiting Chapter Objectives

1. Identify main and subordinate ideas.

2. Create a cumplete sentence outline.

3. Identify five methods of ordering ideas

4. Use internal summaries and transitions effectifely.

5. Develop an effective introduction and conclusion.

6. Use a tryout to refine a speech.

Resources for Further Inquiry and Reflection

Listen to Me, View Me, Read Me, Tell Me.

CHAPTER 17 DELIVERING YOUR SPEECH: PRESENTING YOUR IDEAS

The human brain is a wonderful thing if operates from the momment you’re born until the first time you get up to make a speech.-Howard Goshom-.

The greatest mistake you can make in life is to be continually learning you will make one.-Elbert Hubbard-.

DEALING WITH ANXIETY AND SPEECH FRIGHT

Rehearsal is an integral part of speech preparation. It also helps decrease anxiety. Speech apprehension, fear of speaking to an audience. Communication apprehension, fear of communication. No matter what the context.

We are largely the playthings of our fears.-Horace Walpos-.

Understanding Your Fears:

Self Anylsis: How Anxious Are You?. Use the fillowing inventory to find out.

Causes of Speech Apprehension. Before we can cope with our fears , we need to develop a clearer understanding of what causes them. Following are some of the more common causes of speech apprehension.

Learning to Cope with Your Fears: Controlling Anxiety, one of the best ways to cope with the fear of speech making is to design and rehearse your presentation carefully. The systematic approach suggested in this chapter covers both design and rehearsal and should-at least in theory-decrease your anxiety by increasing your self-confidence.

Symptoms of Anxiety , the first thing you need to do is recognize the actual bodily sensations and thoughts that accompany and support your feelings of nerfousness.

Examines the symptoms that you and others in you class identify. Do your lists include any of these physical symptoms?

Rapid or irregural heartbeat. Stomach knots. Shaking hands,arms, or legs. Dry mouth. Stiff neck. Lump in the throat. Nausca. Diarrhea. Dizziness.

Deep Muscle Relaxation: Overcoming Phsiycal Symptoms, muscle tension commonly accompanies fear and anxiety.

Tens and Relax ,1. Imagine that your body is divided into four basic sections: Hands and Arms. Face and Neck. Torso. Legs and Feet. 2. Sit comfortably, in turn, practice tensing and relaxing each of these four sections of your body.

Calm, work through the procedure described in the text for releasing tension. As soon as you experience the warm felling throughout your body, say to your self “calm” try this several times each times working to associate the “de-tensed” feeling to the word calm. The next time you find yourself in a stress. Producing situation, say,”calm”, to yourself and attempt to achieve the de-tensed state.

Thought Stopping Overcoming Mental Symptoms

Think you can or think you can’t either way you will be right.-Henry Ford-.

Visualization : A Positive Approach, Sports psycchologists use a technique called visualization to help athletes compete more effectively.

Other Techniques, some try to include a bit of humor early in the speech to get a favorable response from the audience right away.

REHARSING YOUR PRESENTATION

Options for Delivery,1. manuscript,2. memorized,3. impromptu,4.extemporaneus.

Manuscript speech, a speech read from a script.

Memorized speech, a manuscript speech commited to memory.

Impromptu speech, a speech delivered spontaneously or on the spur of the moment.

Extemporaneus speech, a speech that is researched, outlined, and delivered after careful reharsal.

Visual Considerations, verbal, visual, vocal.

How do you think a speech maker should look standing before the audience?. Close your eyes and picture his or her clothing, posture,gestures,movements,and facial expressions, and use of eye contact.

Vocal Considerations

Rehearsal Procedures: Communicating Confidence

Keep a log of your progress during rehearsals. Each time you rehearse. Not the location of the rehearsal. The problems you encountered. The change you made. And any progress you observed.

GIVING THE SPEECH: SOME FINAL TIPS

1. Arrive at your speaking location with ample time to spare.

2. If you are going to use a public address system or other electronic equipment, test it so that you will not have to adjust the volume or replace bulbs or batteries unnecesserily during your presentation.

3. Give ample consideration to your clothing and appearance.

4. Let your audience know you are prepared by the way you rise when introduced and by walking confidently to the podium.

5. While speaking, work to transmit a sense of enthusiasm and commitment to your listener.

6. Complete your speech before returning to your seat.

AFTER THE SPEECH: EVALUATING YOUR EFFECTIVENESS

Content, Organization, Language, Delivery.

TECHNOLOGY: AN AVENUE FOR REDUCING SPEECH-MAKING ANXIETY

The internet is not just a resource for researching issues. It can also be used to collect and analyze informations from persons representing virtually every imaginable point of view on every imaginable subject, including speaking anxiety.

A PERFORMANCE INVENTORY

Focus on service learning, How can you use what you know about speech apprehension, delivery, or credibility to prepare a volunteer for a community group to take his or her message, on the road?.

Revisiting Chapter Objectives

1. Assess your level of speech anxiety.

2. Use deep-muscle relaxation, thought stopping, visualization, and other techniques to reduce speech anxiety.

3. Discuss four types of delivery: manuscript, memorized, impromptu, and extemporaneous.

4. Identify how speaker can use visual and vocal cues to advantage.

5. Analyze a speech maker’s performances (including your own) in term of content, organization, language, and delivery.

Resources For Further Inquiry and Reflection

Choose any other appropriate resource, then connect the ideas expressed in your chosen selection with the communication concepts and issues you are learning about both in and out of class.

-Listen to Me, -View Me, -Read Me, -Tell Me.

Key Chapter Therminology.

Test Your Understanding.

CHAPTER18 INFORMATIVE SPEAKING

We now fce the prospect of information obesity.-David Shank-.

There are things that are known and things that are unknown: in beetwen our doors.-Anonymous-.

SPEAKING INFORMATIVELY

Informative Speech, a speech that updates and adds to the knowledge of receivers.

How many peoples do you know whose job requires them to deliver speeches?. What percentage of their time is devoted to preparing and delivering speeches?.

TYPES OF INFORMATIVE PRESENTATION

1. Messages of explanation(speeches of demonstration that explain the how or how-to of a subject).

2. Messages of descriptions(speeches that describe what a person, an ,object, or an even is like).

3. Messages of definition (speeches that define what something is).

Explanations, If your purpose is to explain how to do something, how something is made, how something works, or how something develops or occurs, then you are preparing to deliver an explanation of a process.

Descriptions, One of your responsibilities as a speaker is to be able to describe person, place, or thing for your listeners. Design and present a three to five minute speech in which you describe an object, a place, a structure, or a person.

Definitions, In most casses, it is used when the questioner is seeking clarification or claboration of ideas from a speaker.

EFFECTIVE INFORMATIVE SPEECHES: INCREASING YOUR LISTENERS INTEREST AND COMPREHENSION

1. Make your listeners want to learn more about the topic

2. Communicate the information clearly by seeking information balance

3. Emphasize key points

4. Find ways to involve audience members in your presentation

5. Provide the information in ways that will make it memorable

Create Information Hunger

Which speakers you have listened to succeeded in increasing your hunger for knowledge about a topic? What did they do accomplish this?.

Seek Information Balance

Focus on Service Learning,how can you help a community group leader cope and deal more effectively with the challenges posed by information overload?.

Information Overload, the situation that occurs when the amount of information provided by speech maker is too great to be handled effectively by receivers.

Information Underload, the situation that occurs when the information provided by a speech maker is already known to receivers.

Emphasize Key Points, can be created through repetition and restatement.

Involve Your Listeners, Thev relationship between audiences and speakers is changing. Contemporaryaudiences are restless.

Provided Information Memorably, receivers learn when directly involved in a presentation.

TECHNOLOGY AND THE INFOMATIVE SPEAKER

Our society is facing a knowledge gap. The growth in the technologics is allowing certain groups of people to have access to greater amounts of information. Because newer communication technologies require that users have both the skill to use them and the money to afford them, specialized knowledge and wealth enable some people to acquire more information than those who are not as fortunate.

Revisiting Chapter Objectives

1. Devine informative speaking.

2. Distinguish among three types of informative discourse.

3. Explain how to create information hunger and increase listeners comprehension.

4. Develop and present an informative speech.

CHAPTER19 PERSUASIVE SPEAKING

Man is the only animal that laughs and weeps: for he is the only animal that is struck with the difference between what things are and what they aught to be.-William Hazlit-.

It is not enough to identify the gene that predetermines the prospect of alzheimer’s disease if we go through the prime of life with a closed mind.-Tom Brokaw-.

SPEAKING PERSUASIVELY

When you deliver a persuasive speech, your goal is to modify the thoughts, feelings, or actions of your audience.

Persuasive Speech, a speech whose primary purpose is to change or reinforce the attitudes, beliefs, values, and/or behaviors of receivers.

PURPOSES OF PERSUASION: THOUGHT AND ACTION

We can analyze the goals of persuasive speakers by examining what they want their speeches to accomplish. Many theorists contend that to persuade audience members to act differently. You must first persuade them to think differently.

Proposition, a statement that summarizes the purpose of a persuasive speech.

To what extent do you think job effectiveness is related to the ability to influence others? Explain your answer.

TIPES OF PERSUASIVE SPEECHES

Persuasive speeches may be categorized as focusing on questions of fact, value,or policy.

Proposition of Fact, a persuasive speech with the goal of setting what is or is not so.

Proposition of Value, a persuasive speech that espouses the worth of an idea, a person, or an object.

Proposition of Policy, a persuasive speech on what ought to be.

PERSUADING EFFECTIVELY

Identify Your Goal, to be a successful persuader, you must have a clearly defined purpose.

Know the Receivers You are Trying to Reach, the nature of your task is partly related to the extent and type of change you hope to bring about in people.

Acting on a good idea is better than just having good idea.-Robert Half-.

Understand the Factors Affecting Your Listeners Attitudes

Attitudes, predispositions to respond favorably or unfavorably toward a person or subject.

Family,few of us escape the strong influence exerted by our families.

Religion, not only believers but also nonbelievers are affected by religion.

education, more people than ever are attending school, they start young , and many attend until they are in beyond twenties.

Socioeconomics, economic status and social status also shape our attitudes.

Culture, as seventeenth century poet John Donne wrote” No man is in island, entire of it self.” From the crib to the coffin, we are influenced by others in person and through the media.

If you say it enough, even if it ain’t true, folks will get to believing it.-Will Rogers-

Understand Your Listeners Beliefs

Your persuasive efforts will be facilitated if you understand not only your listeners attitudes but also their beliefs , and if you understand how audiences might respond when their important beliefs are challenged.

Beliefs, confidence of the truth of something.

Use Two Principles of Influence: Consistency and Social Proof

Consistency, the desire to maintain balance in our lives by behaving according to commitments already formed.

Social Proof, the determination of what is right by finding out what other people think is right.

Reason Logically, you will be more apt to achieve the goal of successful persuasive speech if you can give your listeners logical reasons that they should support what you advocat.

Deduction, reasoning that moves from the general to the specific.

Induction, reasoning that moves from specific evidence to a general conclusion.

Causal reasoning, speculation about the reasons for and effects of occurrences.

Reasoning from Analogy, reasoning by comparison.

Reason ethically, ethical speakers do not employ logical fallacies. A fallaciy is an error in logics it is flawed reasoning.

Argumentum ad Hominem, the use of name calling in an argument.

Red herring, a distraction used to lead the receiver to focus on an irrelevant issue.

False division, the polarization of options exist.

Post hoc, ergo propter hoc, the identification of a false cause.

Argumentum ad populum, a bandwagon appeal an appeal to popular opinian.

Argumentum ad verecudiam, an appeal to authority

Balance, a state of psychological comfort in wich ones actions, feelings, and beliefs are related to each other as one would like them to be.

Maslow’s hierarchy of needs, a model that depicts motivations as pyramid with the most basic needs at the base and at the most sophisticated at the apex.

.